Rabu, 12 April 2017

KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN

KEMISKINAN DAN KETERBELAKANGAN
Salah satu wabah penyakit yang serius yang melanda Negara-negara sedang berkembang dewasa ini ialah kemisikinan beserta saudara kembarnya ialah keterbelakangan. Kemiskinan dan keterbelakangnya adalah suatu penyakit, Karena dalam kenyataan kedua hal itu melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak negative terhadap lingkungan.
Karena kemiskinan dan keterbelakangan demikian erat kaitannya satu sama lain sehingga dapat dianggap sebagai suatu pengertian, maka untuk selanjutnya dalam tulisan ini demi praktisnya kita akan menggunakan suatu istilah saja, yaitu kemiskinan di mana sudah terkait pengertian belakangan.

Kemiskinan dan dampaknya.
Secara konseptual dapat dipandang dari berbagai segi. Pertama-tama dari segi subsistem, dimana penghasilan dan jerih payah seseorang hanya pas-pasan untuk dimakan saja, atau bahkan tidak pula untuk itu. Sedangkan dari segi eksternal mencerminkan konsekuensi sosial dari kemiskinan terhadap masyarakat di sekkelilingnya, yaitu bagai mana kemiskinan yang berlarut-larut mengakibatkan dampak sosial yang tidak ada habis-habisnya. Sedangkan kemiskinan ada tiga macam, yaitu :
1. Kemiskinan relative
Kemiskinan relatif, yaitu menurut perbandingan kelas-kelas pendapatan
2. Kemiskinan subjektif
Kemiskinan subjektif yaitu, menurut perasaan per orang
3. Kemiskinan absolut
Bagi kita yang relevan adalah yang terakhir ini, Karena di Negara Indonesia kemiskinan absolute masalah yang aktual, paling rawan, dan Karenanya paling mendesak.
Kemiskinan absolut ialah apabila tingkat hidup seseorang tidak memungkinkannya untuk bisa memenuhi keperluan-keperluannya yang mendesak, sehingga kesehatannya baik fisik maupun mental tergangg karenanya.
Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negatif. Orang miskin tidak memenuhi keperluan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social tampak mengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyak tukang becak, pemungut punting, gelandangan, pengemis dan sebagainya yang menghuni kampong-kampung liar dan jorok digubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia.

Sebab-sebab kemiskinan.
Sebab-sebab kemisikinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya keterampilan yang demikiannya, ketidak mampuan untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.
Apabila orang sudah terperangkap dalam jurang kemiskinan, dan tidak lagi melihat kemungkinan untuk keluar dari jurang itu, maka ia cenderung mengambil sikap “nerimo” dalam bahasa jawanya. Sumberdaya alam lama-kelamaan akan terkuras habis, dan bahkan jika tidak habis, makin banyak orang memerlukan makanan sedangkan sumberdaya alam bukannya makin meningkat kemampuannya. Hal ini berkaitan dengan meningkatnya kepadatan penduduk yang memang sukar dicegah walaupun program KB terus menerus digalakan.

Pokok-pokok penanggulangan kemiskinan

Di atas telah diuraikan mengenai sebab-sebab kemiskinan yang utama. Cara-cara penanggulangan penyakit ini pada hakikatnya haruslah sedemikian rupa sehingga sebab-sebab itu bisa dimusnakan, setidak-tidaknya dikurangi. Operasi-operasi penanggulangan itu karenanya harus mencakup membangkitkan motivasi untuk melepaskan diri dari kemiskinan, secara lebih mengektifkan program-program yang telah ada dengan lebih mengingat pula kemampuan si miskin untuk memanfaatkannya, meningkatkan prasarana di pedesaan termasuk pemukiman-pemukiman transmigrasi yang baru, dan menyempurnakan aparat pemerintahan yang langsung menghadapi dan menangani kaum miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar